salam

Jumat, 18 Maret 2011

Pasangan HidupTerbaik

Suatu ketika, disebuah negeri yang subur nan makmur, hidup seorang saudagar (pedagang) kaya raya yang mempunyai empat orang istri. Saudagar tersebut bernama Fullan,
ia sangat mencintai istrinya yang ke-empat, Zuhaida. Ia menganugrahinya harta yang melimpah serta kesenangan yang terus-menerus. Sebab, Zuhaidalah perempuan yang paling cantik diantara istri-istrinya, Fullan selalu memberikan yang terbaik untuk Zuhaida. Mulai dari menuruti setiap permintaan sang istri, menemani sang istri berbelanja, memanjakannya dengan perawatan-perawatan mahal demi menjaga istrinya agar tetap cantik jelita, serta masih banyak kemewahan lain yang diberikan Fullan pada Zuhaida. Ia menyediakan berbagai kesenangan untuk Zuhaida dengan harapan agar istrinya itu senantiasa setia berada disisinya selalu sebagai istri yang sangat dicintainya.

Fullan juga sangat mencintai istrinya yang ketiga, Rahma. Ia sangat bangga terhadap istrinya yang ketiga ini, sehingga ia sering sekali memperkenalkan Rahma pada rekan-rekan saudagarnya yang lain. karena Rahmalah perempuan yang paling sexy dan paling menarik diantara istri-istrinya yang lain. Fullan selalu memberikan segala yang diinginkan oleh Rahma, ia memenuhi hidup istrinya dengan semua kebahagiaan dunia. Mulai dari rumah megah, mobil mewah, perhiasan mahal, makanan enak, dan masih banyak lagi. Fullan tidak ingin kehilangan Rahma, seorang istri yang sangat menyenangkan baginya.

Begitu pula dengan istri keduanya, Halimah. Fullan begitu mengagumi kecerdasan istri keduanya ini, ia selalu membawa serta Halimah dalam setiap meeting atau pertemuan-pertemuan penting perihal bisnisnya, ia memperkenalkan Halimah dengan penuh bangga dihadapan rekan-rekan saudagarnya. Fullan tidak pernah sekalipun berkata “tidak” pada Halimah, ia selalu memberikan fasilitas-fasilitas terbaik bagi istri keduanya ini. Baginya Halimah adalah otak dibalik suksesnya usaha yang telah dirintis Fullan selama berpuluh tahun lamanya. Ia mengisi hari-hari Halimah dengan penuh kebahagiaan, dengan harapan yang tidak jauh berbeda pada istri-istrinya yang lain, yaitu ia ingin semua istri-istrinya selalu setia berada disisinya, maka ia memberikan semua yang ia miliki untuk mereka agar tidak pernah beranjak pergi dari sampingnya.

Sama halnya dengan istri pertamanya, perempuan yang pertama kali dinikahi Fullan tersebut bernama Mulan. Ia adalah seorang istri yang sangat shalih, ialah perempuan yang paling sabar diantara istri-istri Fullan lainnya. Kapanpun sang suami sedang terkena masalah, ia selalu bisa menenangkan hatinya. Ketika suasana hati Fullan sedang gelisah, gundah, dan tak menentu, Mulan selalu menjadi penyejuk suaminya. Mulan merupakan istri yang paling setia mendampingi suami dalam segala keadaannya, Mulan selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga Fullan, ialah yang selalu memberikan semangat dan motivasi pada awal-awal sang suami mulai merintis usahanya, hingga usahanya berkembang pesat dan maju sukses, Mulan tak pernah berubah mencintai dan menyayangi suaminya tersebut.
Mulan selalu perhatian dan pengertian terhadap sang suami, hingga keputusannya untuk mengijinkan sang suami menikah lagi demi menjalankan sunnah Rasulullah, ia terima dengan ikhlas dan lapang dada sebagai bentuk pengabdian terbaiknya kepada sang suami dan hamba Allah Swt. Mulan merupakan istri yang paling zuhud, ia tidak banyak meminta dan menuntut sesuatu yang berbau materiil dan duniawi terhadap suaminya.
Namun demikian, sayang Fullan tidak terlalu mencintai dan menyayanginya sebagaimana ia mencintai dan menyayangi istri-istrinya yang lain. Fullan tidak terlalu memperdulikan dan memperhatikan istri pertamanya ini.

Hal ini wajar adanya, mengingat Mulan merupakan istri pertama Fullan, yang secara otomatis ialah perempuan yang paling tua diantara istri-istri Fullan lainnya. Disamping itu, Mulan juga merupakan sosok pribadi perempuan muslimah yang shalih, kesehariannya sangat sederhana, ia tidak terlalu pandai berdandan, ia tidak terlalu suka dengan hingar bingar dunia. Ia tidak pernah pergi berbelanja pakaian-pakaian mahal, memanjakan tubuhnya dengan perawatan-perawatan berkelas, membeli barang-barang mewah yang mampu memperindah penampilannya. Mulan merupakan istri yang sangat zuhud, sehingga ia terlihat sedikit tidak terusus dibanding istri-istri Fullan yang lain.

Suatu ketika, sang saudagar jatuh sakit. Fullan hanya mampu berbaring lemas ditempat tidurnya. Beberapa hari berlalu, ia menyadari bahwa tidak ada yang abadi di dunia yang fana ini, Fullan segera mengingat mati, ia berpikir tentang ajalnya yang sudah semakin dekat. Fullan mengingat semua keindahan hidupnya di dunia ini, ia meresapi setiap nikmat dan kebahagiaan yang selalu dilimpahkan Allah kepada dirinya.
Fullan menangis terharu melihat keadaannya yang begitu sempurna, apa yang tidak dimilikinya? hidup serba mewah, ia merupakan seorang saudagar sukses dan kaya raya, ia memiliki tempat dan kedudukan terhormat di masyarakat, ia mempunyai derajat yang baik di mata orang-orang yang melihatnya, hari-harinya disejukkan oleh ke-empat istrinya yang sangat mempesona, kehidupannya selalu dilayani oleh bidadari dunia yang menawan. Begitu sayang Allah kepadanya, baginya inilah surga dunia.
Namun tak lama lagi ia akan segera kembali kepada Allah. Ia sedih, dan tak rela meninggalkan semua keindahan dan kenikmatan dunia yang selama ini selalu ia rasakan setiap saat.

Fullan berkata dalam hati, “saat ini aku mempunyai empat orang istri yang sangat aku cintai, mereka selalu menemaniku kapanpun aku mau, mereka berada disisiku kemanapun aku pergi, mereka melayaniku setiap aku membutuhkannya. Namun sebentar lagi aku akan segera meninggal, dan saat aku meninggal aku akan sendirian. Betapa menyedihkan jika harus membayangkan aku hidup sendirian tanpa seorang temanpun disampingku, terlebih ketika saat itu benar-benar datang terjadi. Aku tak sanggup melewati semua ini.”

Fullan lalu memutuskan untuk memanggil dan meminta semua istrinya agar berkumpul bersama di dalam kamarnya. Kemudian ia pun mulai bertanya kepada istrinya satu persatu. Ia memulai dari istri ke-empatnya, Zuhaida.

Fullan berkata, “Wahai istriku Zuhaida, engkaulah perempuan yang paling kucintai, kuberikan padamu gaun sutra terindah serta perhiasan dunia yang mempesona untuk menyenangkanmu. Namun sebentar lagi aku akan mati, akankah engkau mendampingi dan menemaniku ? maukah engkau selalu setia berada disisiku ?”.

Zuhaida sejenak terdiam dalam lamunan, pandangan matanya kosong. Tak selang berapa lama, “Tentu saja tidak.!” Jawab Zuhaida, kemudian seketika itu pula ia segera pergi beranjak dari hadapan sang suami, ia meninggalkan kamar dan hilang entah kemana.

Praktis jawaban tersebut membuat Fullan sangat terpukul, ia merasakan perih yang teramat sangat dari lubuk hatinya yang terdalam. Seolah pisau tajam sedang menghunus dan mengiris-iris hatinya. Bisa dibayangkan mengapa Fullan sampai merasakan kepedihan yang sebegitu mendalam.


Dengan perasaan yang hancur, saudagar tersebut menatap mata istri ketiganya, Rahma. Ia bertanya berkata, “Rahma, engkaulah perempuan yang paling aku sayangi. Engkau tahu seberapa aku menyayangimu, engkau tahu apa saja yang aku korbankan untuk setiap kebahagiaanmu. Sebentar lagi aku akan mati, akankah engkau mendampingi dan menemaniku ? maukah engkau selalu setia berada disisiku ?”.

Rahma menjawab, “Hidupku begitu indah disini, aku akan menikah lagi jika engkau mati.”

Bagaikan petir menyambar ditengah siang bolong yang panas. Fullan semakin tersayat hatinya mendengar penuturan istri ketiganya yang selama ini selalu ia bangga-banggakan. Ia tak meyangka semua yang ia berikan, ia persembahkan, ia hadiahkan untuk istri-istrinya ternyata tidak menjamin istri akan tetap setia berada disisnya.

Fullan kemudian bertanya kepada istri keduanya, Halimah. “Istriku, engkau tahu bagaimana aku selalu kagum pada dirimu. Engkaulah perempuan yang paling bisa aku andalkan diantara ketiga istriku yang lain, aku selalu berpaling padamu ketika ada masalah yang sulit menimpaku, dan engkaulah yang selalu dapat memecahkannya. Sekarang aku butuh bantuanmu, aku akan mati sebentar lagi, akankah engkau mendampingi dan menemaniku ? maukah engkau selalu setia berada disisiku ?”

Halimah menjawab, “Maafkan aku, aku tidak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja, tapi nanti akan kubuatkan engkau makam yang indah dan mewah. Agar engkau bisa beristirahat tenang didalamnya, meskipun sendirian.”

Mendengar penuturan istri keduanya, Fullan merasa putus asa. Ia benar-benar kecewa terhadap sikap istri-istrinya tersebut. Fullan menangis dan berkali-kali mengusap air mata yang jatuh mebanjiri pipinya.

Tiba-tiba terdengar suara halus nan lembut, “Aku akan tinggal denganmu, aku akan ikut kemanapun kau pergi, aku tak akan meninggalkanmu, aku akan selalu setia bersamamu.”
Fullan pun menoleh kearah suara tersebut, dan mendapati istri pertamanya, Mulan, sudah duduk disampingnya sembari membelai-belai rambut sang suami. Mulan tampak begitu kurus, badannya seperti orang yang kelaparan, rambutnya sudah banyak beruban, kulitnya kering tak terawat, matanya sembab dan kelihatan sedikit bengkak setelah ia menangis karena ikut merasakan perih yang dirasakan oleh suaminya.

Merasa menyesal, Fullan bergumam, “Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan engkau seperti ini istriku. Engkau benar-benar istri yang shalihah, aku malu, aku tak tahu harus berkata apalagi, aku tak sanggup membayangkan bagaimana kesabaranmu mencintaiku selama engkau bertugas sebagai istriku, aku menyesal.”

Dengan suara tangis yang terisak-isak, dengan sesenggukan sang suami menangis dipelukan sang istri, hingga tak selang berapa lama setelah itu, ajal pun menjemputnya.

Saudaraku seiman, senasib dan seperjuangan. Sebetulnya dalam hidup ini kita semua memiliki empat istri. Istri yang ke-empat adalah tubuh kita.
Seberapa pun banyak waktu, biaya, tenaga yang kita habiskan, kita korbankan , kita keluarkan untuk tubuh kita ini, agar nampak semakin indah, putih, mulus, mempesona, menarik, cantik, lentik, ganteng, dan lain sebagainya.
Semuanya akan menghilang, ia akan segera pergi begitu saja meninggalkan kita ketika kita meninggal nantinya. Tidak ada lagi kecantikan, ketampanan, kegagahan, keindahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya. Sama persis ketika Zuhaida, istri yang sangat dicintai Fullan pergi mencampakkan dirinya ketika ia akan segera meninggal dunia.

Istri kita yang ketiga adalah harta, status sosial, kehormatan, dan jabatan kita.
Sebagaimana pun kita mencarinya, mengejarnya, merawatnya, menjaganya dengan penuh perhatian dan perhitungan. Toh itu semua juga akan segera berpaling dari kita, dari pemiliknya ketika sang pemilik meninggal dunia. Sama persis seperti apa yang terjadi pada istri ketiga Fullan, yaitu Rahma. Ketika sang suami akan segera meninggal, dan ia meminta istri ketiganya untuk tetap setia mendampingi dan menemaninya, apa jawaban yang diberikan oleh Rahma ? “Hidupku begitu indah disini, aku akan menikah lagi jika kau mati.”

Masyaallah. Begitulah harta kita, status sosial kita, kemewahan kita, kehormatan kita, dan jabatan kita. Begitu kita meninggal, mereka semua akan pergi segera meninggalkan kita, ia akan menikah lagi, seperti yang dikatakan Rahma. Ia akan segera mencari pemiliknya yang baru. Dan tidak memilih untuk setia bersama kita. Ia akan meninggalkan dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

Sedang istri yang kedua adalah para kerabat dan teman-teman kita semua.
Seberapa pun dekatnya kita menjalin hubungan dengan mereka, seberapa pun eratnya tali silaturahim kita dengan mereka, seberapa pun cinta dan pedulinya mereka terhadap kita, mereka tidak akan bisa bersama kita selamanya. Mereka tidak akan bisa selalu berada disamping kita, mereka tidak akan bisa menemani kita setiap saat. Saat kita meninggal, mereka hanya dapat mengantarkan kita sampai ke tempat pembaringan kita yang terakhir, mereka hanya bisa mendoakan kita dari atas liang kubur kita. Persis seperti apa yang dikatakan oleh Halimah ketika Fullan meminta dirinya untuk tetap berada disisnya.

Dan ternyata, pasangan hidup kita yang terbaik, teman sejati kita, istri paling setia kita, adalah istri kita yang pertama. Istri kita yang pertama adalah jiwa dan amal shalih kita.
Mungkin terlalu sering kita mengabaikan, melupakan, meremehkan, tidak terlalu memperdulikannya, bahkan sangat jarang kita berbuat untuknya. Kita lebih sering mendahulukan urusan kita yang lain seperti memikirkan tubuh kita, hanya mengurus hal-hal yang bersifat jasmaniah saja, tanpa mau berlaku adil pada rohaniah kita, hati kita yang jarang sekali kita pikirkan. Bahwa ternyata hati kita juga butuh siraman-siraman nur cahaya Islam. Hati kita juga butuh pencerahan-pencerahan yang menenangkan.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu terdapat segumpal darah yang mana apabila segumpal darah itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Namun, apabila segumpal darah itu buruk, maka rusaklah seluruh tubuhnya.” HR. Bukhari.
Masalah kita yang terlalu mencintai tubuh dan diri kita sendiri, sehingga membuat kita lupa untuk berlaku adil kepada urusan kita yang lain, bukan satu-satunya faktor penyebab kebanyakan dari manusia merugi dihadapan Allah. Kita lebih sering sibuk mencari bahkan sampai mengejar-ngejar harta, kedudukan, jabatan, kemewahan, kehormatan, status sosial, dan sebagainya. Sehingga kita lupa untuk mengurus amal kita yang merupakan bekal kita yang sesungguhnya untuk kehidupan abadi.

Kerabat dan teman-teman kita pun tidak terlalu banyak bisa membantu kita dalam urusan kita terhadap Allah, kita sendirilah yang bertanggung jawab atas nasib kita, baik itu di dunia, maupun di akhirat kelak. Karena kita merupakan mahkluk berakal yang paling sempurna dari sekian banyak ciptaan Allah. Kita diberi pilihan untuk menjadi baik, atau buruk. Dan kitalah yang memilih jalan hidup kita sendiri.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Apabila seorang anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua urusannya dengan dunia ini kecuali tiga perkara. Ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan anak shalih shalihah yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.” HR. Bukhari.
Tak peduli seberapa pun suksesnya kita hidup di dunia ini, sekaya apapun kita memiliki harta, sebanyak apapun kita mendapat gelar, jabatan, kedudukan, dan kehormatan. Semua itu akan sirna dan tidak lagi menjadi milik kita saat kita meninggal.
Saat kita terbaring kaku terbungkus balutan kain kafan, kita hanya tidur beralaskan tanah liat yang keras, becek dan dingin ketika turun hujan, gelap gulita, sepi sunyi sendiri.

Hanyalah amal jariyah kita yang berperan menjadi teman kita ketika di dalam liang lahat. Apabila amalan kita baik selama hidup di dunia ini, maka kita akan ditemani dengan sesosok mahkluk nan indah, berbau harum semerbak aroma surga, ia berperilaku sangat halus dan luar biasa lembut terhadap kita, sehingga kita akan merasa sangat nyaman beristirahat di dalam kubur. Subhanallah

Namun sebaliknya, apabila amalan kita buruk selama hidup di dunia ini, maka yang akan menjadi teman kita adalah sesosok mahkluk yang mengerikan, berbau busuk, sangat keras, kejam dan kasar terhadap kita. Itulah hasil yang akan kita terima saat kita menjalani kehidupan di alam kubur dan di akhirat kelak. Naudzubillah


Nah maka setelah mendapat pencerahan yang sangat luar biasa ini, marilah kita lebih memperhatikan istri pertama kita yang senantiasa setia kepada kita. Apalah arti semua keindahan hidup kita ini apabila pada akhirnya kita tak memiliki sesuatupun yang berarti untuk kita bawa sebagai bekal kehidupan abadi kita ?

Bagi teman-teman yang telah khatam membaca secuil artikel ini, mohon perkenannya untuk disampaikan pesan Rasulullah ini kepada saudara Muslim kita lainnya, agar kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang yg Insyaallah akan mendapatkan syafaat Rasulullah Saw. di hari akhir nanti karena telah meneladani sifat Kanjeng Nabi. Amin ya Rabb..

Taufan Algivari
History of Islamic Civilization (Double Degree Program)
Sultan Agung World Class Islamic Cyber University (UNISSULA)

7 komentar:

  1. i like that Mr...Thank you so much.. aku pasti jadi penggemar beratmu nih..hahah

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah .. :)
    kamu jangan lupa untuk selalu mencintai, menyayangi, memperhatikan, mempedulikan, mengkhususkan waktu guna merawat amal jariyah mu lho nak .. karena dialah yang akan selalu menjaga dan merawat mu .. bahkan disaat tak ada seorang pun yang mau menemanimu, dia akan sangat setia bersama mu ..
    jadi buatlah dia bahagia disismu :)

    BalasHapus
  3. "Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah."
    (HR. Muslim)

    BalasHapus
  4. Bila yakin ‘tlah tiba, teguh di dalam jiwa

    Kesabaran menjadi bunga

    Sementara waktu berlalu, penantian tak berakhir sia-sia

    Saat perjalanan adalah pencarian diri

    Laksana Zulaikha jalani hari

    Sabar menanti Yusuf sang tambatan hati

    Di penantian mencari diri

    Bermohonkan ampunan

    Dipertemukan…
    (Epicentrum, menjemput bidadari)

    BalasHapus
  5. mengatakan
    saya pernah membaca ini sebelumnya ust,,,,tpi ini luar biasa....

    BalasHapus
  6. same like me....
    sebelumnya aku juga pernah baca artikel ini di motivasi islam...
    nice :) ...

    BalasHapus