salam

Senin, 14 Maret 2011

Perintah Bersikap Baik Kepada Perempuan

Dari (Sanat) Abu Hurairah r.a.: Rasulullah Saw. Bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah Swt. dan Hari Akhir, hendaklah ia tidak mengganggu tetangganya. Jagalah pesanku tentang kaum perempuan agar mereka diperlakukan dengan baik. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika engkau berusaha untuk meluruskannya, tulang itu akan patah. Jika engkau membiarkannya, tulang itu tetap bengkok. Oleh karena itu, jagalah pesanku tentang kaum perempuan agar mereka diperlakukan dengan baik."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kita melihat hadist ini menyoroti kelemahan alamiah perempuan. Dalam dirinya ada kebengkokan naluriah yang tidak dapat diluruskan oleh siapapun. Namun, demikianlah tuntunan kebijaksanaan Allah Swt., sebagaimana termasuk kebijaksaan-Nya, Dia menjadikan laki-laki memiliki kemampuan untuk memelihara hal ini dengan membawanya pada pergaulan yang baik.

Imam Al-Ghazali --- seperti dikutip dalam Al-Lu'lu' wa Al-Majan karya Muhammad Fu'ad' Abdul-Baqi, h. 194 --- berkata, "Salah satu kewajiban suami terhadap istri adalah memperlakukannya dengan baik. Perlakuan baik kepadanya bukan hanya tidak menyakitinya, melainkan juga bersabar atas perlakuan buruk, kelambanan, dan kemarahannya untuk meneladani Rasulullah Saw. Ketahuilah ada istri beliau yang mengejek beliau dengan mengulang perkataannya dan ada pula yang tidak memedulikan beliau hingga malam. Karena lebih dari itu, laki-laki dapat lebih bersabar atas perilaku buruk istri dengan memberikan humor atau kata-kata yang bisa menyenangkan hatinya."

Subhanallah.. sampai sedalam itu Rasulullah Saw. mengerti dan memahami perempuan, sebagaimana telah disabdakan dalam salah satu Hadistnya, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” maka setelah mendapat sedikit pencerahan dari Rasulullah Saw. marilah kita sebagai kaum adam agar lebih meningkatkan rasa cinta, kasih sayang, perhatian, kesabaran, serta senantiasa memuliakan hawa (perempuan-perempuan) kita. Ibu kita, istri kita, saudari-saudari kita, dan teman-teman kita. Agar kitapun akan selalu dimuliakan oleh Allah Swt. baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Bagi teman-teman yang telah khatam membaca secuil artikel ini, mohon perkenannya untuk disampaikan pesan Rasulullah ini kepada saudara Muslim kita lainnya, agar kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang yg Insyaallah akan mendapatkan syafaat Rasulullah Saw. di hari akhir nanti karena telah meneladani sifat Kanjeng Nabi. Amin ya Rabb..

Artikel ini saya ambil dari buku berjudul:
100 Pesan Nabi untuk Wanita
karya Badwi Mahmud Al-Syaikh, 2006, penerbit mizania
halaman (26) .

10 komentar:

  1. nice comment ... :)
    I am so glad to hear that .. thanks f ^^

    BalasHapus
  2. aslm
    van...mau tanya nih
    kebengkokan perempuan yang dimaksud tuh sebener e yang kaia gimana toh? dari dulu aku masih bertanya2 tentang itu...apa seperti marah dan lain sebagainya seperti yang telah disebutkan dalam artikel di atas?
    kalau iya...bukan kah kaum adam juga dapat marah dan lain sebagai na juga?
    thx kalau mau jelasin... :)

    BalasHapus
  3. maksud dari kebengkokan naluriah itu merupakan salah satu kekurangan alamiah dari seorang perempuan.
    sebagaimana yg sudah saya tulis dalam note sebelumnya "keutamaan bersedekah dan beristigfar bagi perempuan"
    disitu Rasulullah bersabda "Aku melihat kebanyakan dari kalian memiliki kekurangan dalam hal akal dan agama. Kesaksian dua orang perempuan sebanding dengan kesaksian seorang laki-laki, inilah yang dimaksud dengan kekurangan dalam hal akal. Selain itu, saat sedang haid (menstruasi), perempuan tidak shalat dan berpuasa selama beberapa hari. Inilah kekurangan mereka dalam hal agama."
    HR. Bukhari Muslim.
    selengkapnya kamu bisa baca sendiri, kalau boleh saya menafsirkan:
    Menurut analisa perempuan itu lemah fikir sehingga lebih sering menggunakan rasa, maka sering mereka berkeputusan yg dirasa tidak sesuai objektifitas analisa (lebih sensitive).
    Sedang laki-laki lemah dalam nafsu terhadap perempuan sehingga sering keputusannya dipengaruhi oleh wanita yg ada dibelakangnya.
    nah bisa dibayangkan jika perempuan yg terkadang lebih menggunakan perasaannya daripada akalnya menjadi saksi, jika dirasa itu berhubungan dengan perasaannya maka terkadang mereka bisa sangat tidak objektif.
    Misal ada kasus perzinaan disebuah rumah kost, dan ada seorang perempuan melihatnya, nah kesaksian perempuan ini masih lemah dan belum kuat jika hanya ia saja yg melihatnya (seorang diri), karena dikawatirkan bisa saja kan ia membenci atau tidak suka kepada seseorang dari pihak yg berzina tadi. Maka bisa dipastikan kesaksiannya akan lebih memberatkan pihak yg berzina meskipun jika itu belum terbukti benar mereka melakukan zina. Bisa saja mereka hanya mengerjakan tugas kelompok berdua dirumah tersebut, namun warga mensinyalir bahwa mereka melakukan hal-hal berbau mesum. Lantas meminta kesaksian pada perempuan yang juga kost disalah satu kamar rumah tersebut. Karena perasaannya tadi (yang tidak terlalu suka atau malah benci terhadap pihak yang bersangkutan) ia bersaksi dengan melibatkan emosinya.
    Kurang objektif kan, ya walau tidak semua perempuan, bahkan lelaki pun sangat mungkin melakukan itu. Namun ini sebagian besar saja, mengingat perempuan memiliki siklus bulanan yang kadang membuat keadaan emosinya tidak stabil :)

    BalasHapus
  4. Analogi yang kedua, saya contohkan dalam masalah mengapa hak Thalak dalam sebuah ikatan pernikahan dipercayakan oleh Allah kepada pihak laki-laki, ya alasannya tidak berbeda dari yang saya jelaskan diatas.
    Karena insyaallah laki-laki itu lebih bisa sabar dan rasional daripada perempuan, yg lebih sensitive atas perasaannya.
    Bisa kita bayangkan jika hak Thalak dipegang oleh perempuan yg kebanyakan dari mereka lebih sering menggunakan perasaannya dalam mengambil keputusan, dalam sebuah rumah tangga saat seorang istri memasak untuk suaminya, lalu suami tersebut mengkritik masakan istrinya yg kurang pas atau kurang enak, meskipun ini kan tidak sengaja, tidak bermaksud menghina, dan lagipula niatnya baik agar lebih enak nanti masakannya. Namun terkadang istri merasa sakit hati dan tidak dihargai hasil capek-capeknya memasak.
    Nah bisa dibayangkan kalo gara-gara masalah sepele yg berawal dari dapur, masalah masakan saja, lalu kemudian seorang perempuan tersinggung dan menjatuhkan Thalak terhadap suaminya pye jal?? hehehe
    Walau itu cuma emosi atau perasaan sesaat, tapi kan fatal juga akibatnya. Dan itu hanyalah satu dari seribu masalah-masalah kecil antara laki-laki dengan perempuan dalam suatu hubungan (rumah tangga) yang dapat berpotensi menyebabkan pertengkaran hebat ketika emosi sang istri sedang tidak stabil, apalagi ketika suami juga sedang penat dengan pekerjaannya kemudian tidak dapat menenangkan istrinya, kacau kan..
    Nah itu mengapa hak Thalak dipercayakan oleh Allah kepada pihak laki-laki yg Insyaallah bisa lebih bersabar dan rasional dalam mengambil keputusan. Dapat lebih bijaksana, walau terkadang ada juga suami yg sedikit-sedikit bilang Thalak dan Cerai terhadap istrinya. Jika sedang emosi atau tersinggung sedikit saja langsung ngomong Thalak kepada istrinya.
    Nah yg seperti ini ni yg bagaimana siperempuannya ko bisa salah pilih hehehehehe, kalau punya pacar (calon suami) yg mudah atau gampang bilang PUTUS saat ada masalah, perlu dipertimbangkan lagi kebijaksaannya. Baru ada cekcok sedikit sudah emosi naik pitam dan bilang putus, bahaya itu..
    Karena jangan sampai salah pilih lho, suami itu pemimpin. Sehingga harus bisa lebih sabar dan bijaksana dalam memimpin dan ngemong keluarganya insyaallah.
    begitu mbak Afril.. waaaaah kayaknya saya sudah menjelaskannya sangat panjang dan lebar, hehehe.
    Saya menghimbau ketika mendapat ilmu baru jangan lantas ditelan mentah-mentah ya, sebagai seorang muslim yang cerdas kan kita dituntut untuk bisa lebih bijaksana dalam mencerna dan menafsirkan sesuatu agar sesuai dengan hakikatnya untuk kebaikan (kemaslahatan) umat.
    Tentu masih sangat banyak contoh serta kasus-kasus diluar sana yang berhubungan dengan kekurangan naluriah seorang perempuan ini, oleh karena itu Allah sangat mewajibkan agar kaum Adam senantiasa mengayomi, menyayangi, serta menjaga kehormatan dari seorang perempuan tersebut. Subhanallah ..
    Semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  5. woke fan..penjelasannya mudah dimengerti...iya aku paham...makasi ya fan..
    o y fan....neg meh diskusi lewat mana ni? (kalu beda topik)

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah kalau paham ..

    mau diskusi tentang apa ?
    nanti saya tulis dan postingkan contoh kasus atw masalah serupa ,
    kmudian kita bs berdiskusi didalamnya :)

    BalasHapus
  7. dan saya sendiri mentafsirkan bahwa pria menggunakan 9 logika 1 perasaan sebaliknya untuk kami kaum hawa menggunakan 9 perasaan 1 logika. dan terasa pada diri saya sendiri...seruu ihhhh

    BalasHapus
  8. You're right pipit :)
    itu kenapa Allah menciptakan Hawa untuk menemani Adam , agar mereka bisa saling melengkapi ..
    ketika seorang wanita terlalu menggunakan perasaannya terhadap suatu keadaan, pria bisa lebih bersabar dan menenangkannya dengan logika.
    dan sebaliknya, saat pria tersesat dalam logikanya, wanita dengan segenap kelembutan hatinya mampu menyelamatan pria-nya ..
    Subhanallah :)

    BalasHapus
  9. dan itu Cinta, karya indah sang pencipta, di mulakan di surga, di rasukan dalam jiwa Adam dan Hawa, lalu di anak pinakan ke setiap jiwa, dengan kadar yang berbeda.

    BalasHapus